Catatan Setelah 4 Juni 2017 "Its Time To Be Proud"

https://twitter.com/juventusfc/status/871109265934741504

Kekalahan dari Madrid kemarin memang nyesek. Air mata pun tak bisa lagi dibendung. Apalagi ketika memandangi wajah-wajah pemain, terutama Sang Kiper Legenda Buffon, ada rasa yang tak bisa digambarkan dengan apa pun. Kecewa, sudah pasti. Harapan dan optimisme yang dibawa dari Turin menguap begitu saja. Ada apa dengan semangat grinta yang selalu mengobarkan semangat di lapangan?

Beberapa menit setelah kick off, saya merasakan ada yang lain dalam permainan mereka. Entah kenapa ruh grinta yang biasanya berkobar, tidak tampak di dalam permainan mereka. Justru yang terlihat adalah aura kegrogian dari tendangan-tendangan mereka. Strategi yang mereka susun dari awal tetiba menjadi berantakan ketika menghadapi serangan-serangan Madrid. Kegarangan yang mereka tunjukkan pada pertandingan pertandingan sebelumnya, lenyap. Sang kapten pun tidak menunjukkan semangatnya –biasanya ia lah yang memberikan suntikan semangat kepada teman-temannya-. Tepat pada saat Cuadrado mendapatkan kartu merah karena kesalahan yang tidaklah fatal –menurut saya-, konsentrasi saya sudah buyar, tak lagi kuat melihat jalannya pertandingan.

Namun, meski hancur dan kecewa, saya tetap bangga dengan perjuangan mereka yang telah melangkah sampai final. Tidak mudah bagi klub sekelas Juve untuk nangkring di papan final dan bersaing dengan klub-klub besar Eropa lainnya. Kalau saya berada di Turin, saya pasti juga akan turut menyambutnya dengan penuh cinta. Kekalahan tidak akan mengurangi kecintaan saya kepada mereka.

Kekalahan kemarin biarlah menjadi pelajaran, menjadi sebuah lecutan semangat agar musim depan bisa kembali dengan kekuatan penuh. Saya, kami (fans Juventus dari berbagai penjuru di Indonesia) selalu ada untuk Juventus. Terima kasih telah membuat kami jatuh cinta, lagi dan lagi. Fino alla fine forza Juventus.