Bulan Bertabur Kebahagiaan


Bulan Juni masih berada pada tanggal enam, tapi persediaan uangku sudah menipis. Bukan karena aku bertindak boros karena membeli barang-barang yang tidak penting. Namun uangku habis karena membelikan sesuatu yang sangat berharga kepada teman-temanku yang menikah. Istilahnya disebut nyumbang. Ya, bulan ini ada empat orang sahabatku menikah. Bisa dibayangkan betapa sulitnya karena aku harus membagi uangku yang sebenarnya masih minta dari orang tua. Ke-empat-empatnya adalah sahabat dekat. Mau tidak mau aku memberikan mereka sebingkis kado yang akan mereka kenang  yang akan mereka ingat bahwa aku pernah menjadi bagian dari hidup mereka.  Tentu saja aku ikhlas. Bahkan sangat ikhlas memberikannya.

Dimulai dengan tanggal ini. Hari ini, merupakan hari kebahagiaannya.  Tiga tahun aku bersamanya, tinggal satu atap pada rumah yang disebut kost. Namanya Mbak Tatik, dari Wonosobo. Saat masuk di kost E.18, dia adalah mahasiswa transfer dari D3 ke S1 jurusan Manajemen. Kamarnya di sebelah kamarku persis. Mengingat tiga tahun bersamanya, membuatku tersenyum. Orangnya yang periang dan terkadang agak nyleneh, membuat kepingan kangen ketika aku harus pindah kost. Namun, kami tetap tidak kehilangan komunikasi. Kadang aku masih berkunjung ke kost, kadang juga kami masih bertukar kabar lewat SMS. Hhh..sekarang, dia sudah menyandang gelar sebagai seorang istri dari lelaki pilihannya. Tepat di hari ini. 

Tiga hari setelah pernikahan Mbak Tatik adalah hari kebahagiaan buat Ana. Ana juga merupakan teman seperjuangan. Tinggal bersama selama tiga tahun dalam satu atap.  Ringkasnya, Mbak Tatik dan Ana adalah teman satu kost. Mereka berdua sama-sama berasal dari kaki gunung sindoro. Ana lulusan dari D3 Bahasa Mandarin di UGM dan S1 Administrasi Perkantoran di UNY. Satu yang membuat aku kepingin adalah ketika dia berhasil menginjakkan kakinya di negeri China. Oh ya, di kost, kamar dia terletak di depan kamarku. Aku ingat ketika pasca gempa Jogya. kami memutuskan untuk tidur satu kamar sementara. Kasurnya dipindah ke kamarku. Dan kami tidak berani mengunci pintu kamar karena takut tidak bisa membuka pintu ketika ada gempa dadakan. Hm...sepertinya ini tindakan yang berlebihan.

Di hari yang sama, kebahagiaan juga dimiliki oleh Nia. Dia teman satu jurusan, Sastra Indonesia. Setelah lulus, dia melajutkan kuliahnya di Pendidikan Bahasa Indonesia. Cerita mengenai dia, cukup unik bagiku. Ketika itu, kami sama-sama mahasiswa baru. Satu kelompok pada saat makrab. Pertama kali kenal, kami sudah langsung terlihat akrab. Sampai ada seorang kakak tingkat yang mengira bahwa kami dulunya satu SMA. Padahal tempat tinggal kami jauh. Dia di Cirebon sedang aku di kota kecil Purworejo. Namun, kami memang cepat akrab. Rasanya nyambung saja ngobrol dengannya. Pernah saat itu dia kehabisan pulsa lalu meminta pulsaku untuk menghubungi pacarnya. Lalu beberapa bulan kemudian, pacarnya(yang sudah jadi mantan), menghubungiku. Saat itu aku tak tahu bahwa yang menghubungiku adalah mantan pacarnya. Namun, pada akhirnya aku tahu setelah lama aku mengenal mantannya sebagai seorang sahabat. Hm...hubungan yang sangat aneh. Pada akhirnya Nia juga sering menanyakan kabar mantannya itu dan menyarankan aku untuk menjadikan mantannya itu pacar. Tapi aku tidak menggubris sarannya.

Yang terakhir yang mendapat giliran menikah adalah seorang sahabat terdekatku, Rina. Dia menikah tanggal 17, seminggu setelah Nia menikah. Seperti halnya Nia, Rina juga dulu teman satu jurusan denganku. Satu kelas bahkan. Selepas menyandang gelar S.S, dia juga meneruskan kuliahnya di pendidikan seperti Nia. Rina dan aku menjadi sehabat dekat ketika kami sama-sama tertarik pada hal yang sama yaitu kepenulisan sastra. Kami sering berkompetisi dalam perlombaan-perlombaan sastra. Berlomba-lomba juga untuk mengirimkan karya ke media massa. Meski begitu, kami tetap sahabat yang berbagi suka, duka, dan cerita. Senyumku tak berhenti-berhenti ketika dia datang ke kost mengantarkan undangan pernikahannya. Tentu saja aku sangat senang. Sahabat dekatku akan segera melepas masa lajangnya.

Akhirnya, bulan ini empat sahabatku akan menempuh kehidupan yang baru. Kehidupan yang sesungguhnya. Doaku untuk mereka, semoga keluarga yang dibangun menjadi sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah. Mampu melahirkan keturunan-keturunan yang baik, sholeh/sholehah. Dan mampu membawa kesetiaan, kebahagiaan, dan kedewasaan di dalam rumah tangga. Amiin.
Doaku untuk diri sendiri, semoga cepat menyusul keempat sahabatku untuk yakin lahir dan batin melepas masa lajang. Amiin.

Komentar

Postingan Populer