Selamat Datang Dunia Nyata!

Lama tak menulis, menjadikan jari-jari kaku dan pikiran membeku. Bahkan untuk menghasilkan satu tulisan di blog saja butuh waktu lama! Aku benci keadaan ini. Biasanya aku selalu lancar menuliskan kata demi kata tapi kali ini, MACET! Mungkin memang salahku. Tidak rutin menuliskan sesuatu, apapun bentuk tulisan itu. Apakah ini karena perubahan statusku? Baiklah, menjadi seorang jobseeker memang melelahkan, bahkan di saat aku membuka laptop, yang kuketik pertama kali adalah "lowongan pekerjaan". Meneliti tiap lowongan yang di update, dan mengira-kira apakah aku pantas melamar pada pekerjaan itu. Lalu ketika sudah mantap, aku bergegas menyiapkan berkas-berkas yang akan kukirimkan ke perusahaan tersebut. Kukirim lewat e-mail atau bahkan ada yang meminta dikirim lewat jasa pos. Berharap ada salah satu dari perusahaan yang kulamar, akan memintaku untuk datang mengikuti seleksi.
Tidak banyak memang perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan sesuai dengan bidang, minat, dan bakan yang kumiliki. Tapi aku optimis, pekerjaan itu pasti ada dan aku akan mendapatkannya. Kuakui aku terlalu memilih-milih pekerjaan, itu kulakukan karena ketakutanku terhadap-hal-hal baru yang tak pernah kusentuh. Bahkan idealisku pernah berkata, "memilih pekerjaan itu harus sesuai dengan minat dan keahlian, kerja akan menjadi sebuah kesenangan bukan hanya sebagai kewajiban." Apakah salah?
Baru baru ini, keyakinanku dipatahkan. Dia bilang, aku tak pernah open minded terhadap hal-hal baru yang sebenarnya menyenangkan, aku terlalu asyik dengan sebuah idealisme padahal di luar sana banyak pintu terbuka yang sebenarnya lebih baik dari idealismeku selama ini. Dia menyadarkanku, buat apa sih masih mempertahankan pekerjaan selevel sarjana. "Lihat, hai, lihat, kamu sudah bukan lagi menyandang sarjana! Kamu bisa mendapatkan pekerjaan yang setingkat lebih tinggi!" Begitu katanya. Aku terdiam mendengarkan ceramahnya malam itu. Baiklah, aku memang terlalu idealis.
Selama ini aku memang tidak menyukai pekerjaan lain, selain apa yang selalu kuidam-idamkan sejak dulu. Alasannya hanya karena aku tidak suka dengan pakaiaan kerja yang rapi, sepatu yang ber-hak tinggi, dan waktu yang tak fleksible. Kekanak-kanakan sekali sebenarnya. Tapi, lagi lagi dia berkata, "sudah bukan umurnya kalau kamu masih mempertahankan idealismemu yang kamu bangun ketika pertama kali menginjakkan kaki di bangku kuliah. Bangunlah, dunia sudah berubah sekarang!"
Oke, mungkin memang sudah saatnya aku meninggalkan zona nyamanku. Selamat datang dunia nyata..

Komentar

Postingan Populer