Tentang Kantor Baru

Jam kantor. Hari ini aku ngantuk sekali. Baru membaca beberapa kalimat saja mataku sudah ingin merem. Kebiasaan kalau jam jam segini pasti sedang ngantuk-ngantuknya. Beberapa teman kantor, asyik menggunakan headsetnya, mungkin karena itu salah satu cara agar tidak terserang kantuk. Aku masih enggan untuk memakai headset, selain di komputerku belum terpasang lagu-lagu, lebih baik aku mengisi blogku yang sudah lama tak kukunjungi. 
Wah, banyak sekali cerita yang terlewat dan tidak terdokumentasi di blog ini. Kabar yang terbaru adalah, sudah seminggu ini aku menduduki jabatan sebagai editor di kantor redaksi Javalitera. Tidak banyak yang bekerja di sini, hanya enam orang. Pemipin redaksi, admin, dua editor, layouter, dan desain cover. Pada jam-jam segini, mereka asyik sendiri dengan pekerjaan masing-masing. Suasana kantor jadi sepi. Mungkin itulah yang bikin ngantuk ya? Namun, dulu ketika sekolah, aku juga sering ngantuk. Jadi penyebabnya apa dong? Kalau sudah begini, rasanya ingin cepat-cepat jam 12.00.
Pekerjaanku sebenarnya tidak membosankan karena aku enjoy dengan editor. Namun karena buku yang diedit tidak begitu menarik bagiku jadi Membaca beberapa kalimat saja, aku sudah merasa ngantuk. Aku harus mengatasi masalah ini secepatnya Kalau tidak pekerjaanku tidak akan selesai. Oya, satu bulan lagi akan ada teman yang akan bekerja di sini juga. Alhamdulillah ada temannya dan semoga tidak merasa bosan lagi.
Redaksi Javalitera sebenarnya bentukan dari Aruz Media, makanya kantor Aruz Media lebih besar dan karyawannya lebih banyak dibandingkan dengan Javalitera. Namun aku justru senang menempati Javalitera, kondisi kantornya sangat rumahan jadi bila berada di dalamnya, seperti bukan di dalam kantor, tetapi seperti di dalam rumah. Asyyik sekali, kondisi semacam ini juga aku temui di Kantor Redaksi Majalah Djaka Lodang. Wah, kangen ke Djaka Lodang..
Omong-omong tentang Djaka Lodang, kemarin ada seseorang yang menawari untuk berkarya bareng membuat tulisan, gambar, motivasi tentang budaya Jawa sebagai wujud kecintaan terhadap Bahasa Jawa. Seneng banget, rasanya seperti terbang. Bukan karena berkaryanya tetapi karena orang yang ngajak. Duh, haruskah perasaan itu muncul kembali? Ah, tidak-tidak, dia sudah milik orang lain, tak mungkin aku memilikinya lagi. Sudahlah, kebersamaan kami hanya sebatas berkarya bersama. Itu pun sudah membuatku senang karena dia masih mengganggapku ada di dalam hidupnya.
Hmm...kita sudahi saja tulisan ini. Toh, tulisan ini hanya penghilang rasa kantuk yang tetiba menyerang. Kembali bekerja, kembali pada huruf dan kalimat-kalimat. Semangat! :-)

Komentar

Postingan Populer