Curhat Gak Penting
Tumben, hari ini gak
ada pesan darinya. Apa dia sudah bosan? Apa dia sudah merasa bersalah terhadap
istrinya? Beberapa hari yang lalu, dia memang intens banget kirim pesan. Gak
hanya pesan biasa tapi juga pesan-pesan yang mengundang pertanyaan untukku. Aku
tahu dia sudah beristri, apa pantas seorang laki-laki yang sudah beristri malah
bilang sayang dan kangen terhadap orang lain? Aku bukan hanya sekedar orang lain
sih, tapi mantan pacar.
Duh, punya mantan pacar
seperti dia itu sungguh tidak enak. Empat tahun lebih tidak bersua, hanya
bertegur sapa lewat pesan singkat beberapa kali. Pernah suatu kali, dia
kepergok istrinya ketika sedang bertukar pesan denganku. Tanpa menanyakan terhadap
suaminya, istrinya langsung melabrakku dengan kasar. FYI, saat itu posisinya
dia yang mengirim pesan duluan dan merayuku dengan kata-kata gombalnya,
sedangkan aku hanya menanggapinya dengan sinis, bahkan jarang kubalas. Nah,
sudah bisa dipastikan bukan siapa yang salah?
Beberapa hari yang
lalu, dia kembali mengirimiku pesan. Katanya, malam itu aku datang di mimpinya.
Dan entah bagaimana, aku pun seperti merasakan pesan kangennya terhadapku.
Keanehan seperti ini memang selalu kami alami sejak sebelum jadian. Kupikir
keanehan tersebut akan hilang ketika kami sudah putus. Ternyata tidak. Ini yang
disebut ikatan batin?
Di dalam
pesan-pesannya, dia selalu mengatakan kalau dia kangen padaku bahkan
panggilannya ke aku pun masih sama ketika kami masih pacaran. Tentu saja aku
menolaknya karena hal tersebut tidak pantas dilakukan oleh lelaki yang sudah
menikah seperti dia. Sempat kutanyakan perihal istrinya –mengingat pasti
istrinya akan marah jika dia bertukar pesan denganku-, tetapi apa coba jawaban
dia? “Tenang aja, dia –istriku- tidak akan tahu kalau kita sms-an karena tidak
pernah membuka-buka Hpku”. Duarrr! Lelaki hidung belang macam apa dia berani
mengatakan seperti itu! Bisa kubayangkan, muka istrinya memasang tampang
garang, tangan kanan memegang sapu, tangan kiri memegang “suthil”, dan
bersiap-siap memukulkan kedua benda itu ke tubuh suaminya. Belum puas dengan
kedua benda itu, istrinya pun melemparkan beberapa benda lagi yang ada disekitarnya
sambil teriak, “kurang ajar kamu! Jadi selama ini aku tidak dianggap! Aku ini
hanya sebagai kacung buatmu! Apa sih kurangnya aku??!” “Kamu hanya kurang
cantik dan kurang kurus, sayang!” Jawab suaminya sambil kesakitan. “Apa???!!! Jadi begitu kelakuan kamu
dibelakangku!!” Lalu benda-benda mulai melayang lagi ke tubuh suaminya.
Oke, aku terlalu
dramatis agaknya. Kembali ke topik. Jadi,..duh kan jadi lupa mau nulis apa
gara-gara drama KDRT tadi. Begini, intinya beberapa pesan-pesannya mengindikasikan
kalau dia berusaha meyakinkanku kalau dia masih seperti yang dulu. Maksud
seperti yang dulu ini, agaknya menimbulkan presepsi yang berbeda diantara kami.
Baginya, kalimat “aku masih seperti yang dulu” diartikan sebagai kasih, kangen,
dan cintanya terhadapku masih sama ketika kami berpacaran. Sedangkan bagiku,
kalimat tersebut mempunyai arti bahwa tak ada perubahan yang berarti di
dirinya, ya, dia masih egois, masih memikirkan enaknya sendiri tanpa peduli
perasaan orang lain. Dia memang masih seperti yang dulu.
waktu sudah berganti, namun kadang kebohongan menutupi hanya untuk menghibur diri. sungguh terlalu kalau demikian akhirnya.
BalasHapustapi tenang..... aku tidak seperti itu. aku tidak pernah seperti yang dulu. aku selalu bertumbuh. artinya ya terus meningkat.
i love you dear
:-*