Arrival: Misi Perdamaian dari Luar Angkasa
Genre: Drama, Mystery-Suspense, Sci-Fi | Sutradara:
Denis Villeneuve | Based on: Story of Your Life by Ted Chiang | Skenario: Eric Heisserer | Pemain: Amy Adams, Jeremy
Renner, Forest Whitaker, Michael Stuhlbarg, Tzi Ma | Bahasa: English | Durasi: 116 menit
"Language is the foundation of civilization. It is the glue that holds a people together. It is the first weapon drawn in a conflict.” (Arrival-2016)
Film ini menyatukan
antara science dan linguistik. Berawal dari datangnya 12 pesawat luar angkasa yang
mendarat di negara yang berbeda-beda. Semua ilmuan dan linguist ditugaskan
untuk meneliti maksud dan tujuan mereka datang ke bumi. Adalah Louise (Ami
Adams) dan Ian ( Jeremy Renner), linguist dan ilmuan yang ditugaskan di daerah
Montana, Amerika Serikat. Mereka bekerja sama dalam sebuah tim yang akan
berinteraksi dengan makhluk asing tersebut (heptapod).
Menurut
saya, film ini layak bersanding dengan film sci-fi
yang lain meskipun tidak mengedepankan ilmu ilmiah. Ilmu yang diangkat dalam
film ini justru ilmu linguistik (bahasa). Bagaimana dengan sebuah bahasa kita
bisa memengaruhi pikiran seseorang. Dengan mempelajari bahasa entitas yang
berbeda, maka pikiran kita secara otomatis bekerja sesuai dengan bahasa yang
baru dipelajari. Itu pula yang terjadi pada Louise dan Ian. Pikiran mereka
bekerja dalam alur heptapod.
Sisi
menarik dari film ini merurut saya adalah bagaimana cara kita (masing-masing
orang) memahami makna dari sebuah kata (frasa). Ketika Heptapod mengeluarkan
sebuah frasa “tawarkan senjata”, ada
banyak makna yang timbul di pikiran. Sebagian dari mereka yang berlatar
belakang militer akan memaknainya sebagai sebuah tanda untuk berperang.
Sebagian dari mereka yang berlatar belakang ilmuan akan memaknainya sebagai tanda
untuk tukar menukar senjata (dimaksudkan agar kedua belah pihak tdak ada yang
dirugikan). Namun, mereka yang berlatar belakang linguistik, tentu berbeda.
Frasa “tawarkan senjata” bisa bermakna macam macam. Seorang linguist harus
bisa membuka pikirannya ke berbagai sudut pandang. Bagi seorang linguist,
sebuah kata, frasa, klausa, dan kalimat mempunyai makna yang berbeda meski
secara bahasa tulis sama. Perlu studi lebih dalam untuk mengetahui apa yang
dimaksudkan sebenarnya. Faktor situasi, waktu, dan intonasi juga harus
diperhatikan. Nah, kalau di dalam film ini lebih rumit lagi karena hanya dengan
bahasa tulis dapat berkomunikasi dengan heptapod. Dan akhirnya diketahui bahwa
heptapod tidak bisa membedakan antara “senjata dan peralatan”.
Lalu apa
yang mencoba ditawarkan oleh heptapod kepada umat manusia di bumi? Ada kesimpulan
menarik yang mencoba saya simpulkan sepulang dari bioskop. Film ini menggambarkan
apa yang yang sedang dialami oleh manusia di berbagai belahan dunia. Dua belas
lokasi pendaratan Heptapod, Montana di
Amerika, Maracay di Venezuela, Kujalleq di Greenland, Kenema di Sierra Leone,
Devon di Inggris, Khartoum di Sudan, Laut Hitam dan Siberia di Rusia, Punjab di
Pakistan, Samudera Hindia dalam teritori Australia, Shanghai di Cina dan
Hokkaido di Jepang. Jika
ditelisik lebih dalam, wilayah-wilayah itu rawan terjadi konflik. Konflik
antarnegara ataupun konflik dalam negeri sendiri. Heptapod yang datang
diibaratkan sebuah pertolongan yang akan meredakan seluruh konflik. Meskipun
pada awalnya kedatangannya justru menimbulkan kekacauan di mana-mana, dibenci,
bahkan ingin dihancurkan, tetapi dengan menjalin komunikasi yang baik, mencerna
makna-makna, kedatangannya mulai diterima. Banyak negara yang berkonflik tidak
menyadari adanya kekuatan bahasa. Bahwa dengan bahasa bisa memengaruhi pola
pikir seseorang.
Ada
satu hipotesis yang meneliti tentang keterkaitan antara bahasa dan pikiran (di
dalam film, hipotesis ini diucapkan oleh Ian). Hipotesis tersebut dicetuskan
oleh Edward Sapir dan Benjamin Lee Whorf. Hipotesis pertama adalah linguistic relativity
hypothesis (hipotesis relativitas bahasa) yang menyatakan bahwa perbedaan
struktur bahasa secara umum paralel dengan perbedaan kognitif non bahasa.
Perbedaan bahasa menyebabkan perbedaan pikiran orang yang menggunakan bahasa
tersebut. Hipotesis kedua adalah linguistic determinism yang menyatakan bahwa
struktur bahasa mempengaruhi cara individu mempersepsi dan menalar dunia
perseptual. Dengan kata lain, struktur kognisi manusia ditentukan oleh kategori
dan struktur yang sudah ada dalam bahasa.
Hipotesis inilah yang menjadi kunci untuk memahami maksud yang
terkandung di dalam film Arrival. Akhir kata, saya sebagai orang bahasa jadi
merasa bangga. Cuma, saya
masih penasaran ini dengan kata-kata istri Jendral Shang yang diucapkan kembali oleh Louise. Apa ya kira-kira kok bisa sampai
mengubah pikiran dan pandangan Jendral Shang?
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
BalasHapusDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny