Episode "galau"


Pagi ini, ditemani dengan segelas kopi dan deretan suara merdunya Mas Noe dan kawan-kawan, aku mencoba mengumpulkan kembali semangatku yang telah layu dan terinjak. Jujur sebenarnya aku sudah terlalu lelah untuk merombak kembali apa yang telah aku kerjakan dengan sepenuh hati. Barangkali bukan cuma aku saja yang merasakan kelelahan itu. Semuanya sedang berusaha untuk bangkit dari rasa itu. Semuanya sedang berusaha untuk mendapatkan nilai yang terbaik. Tapi, apakah mereka merasakan sebuah kebimbangan yang sama denganku? Kebimbangan akan bagaimana cara memulai sebuah kalimat yang berbasis penelitian.

Pagi ini, aku berusaha memulainya dengan sebuah definisi. Kemudian definisi itu akan kujabarkan menurut apa yang aku ketahui. Tapi tolong jangan kau protes lagi karena memang seperti itulah gaya bahasaku. Dan entah kenapa aku sealu berusaha untuk mengikat talikan antara kesastraan dan komunikasi.  Mungkin karena aku sangat terobsesi membuktikan pada mereka yang telah meminggirkan kesastraan dan menyatakan bahwa ia tak ada hubungannya dengan komunikasi.

Aku adalah mahasiswa komunikasi kesastraan. Jadi wajar jika aku menjadi sangat sastra ketika membicarakan komunikasi. Sastra adalah bagian dari komunikasi. Hanya itu yang ingin aku jelaskan pada mereka. Apakah itu suatu kesalahan?
Ah, kalian ini hanya bisa membungkam kreativitas! 

Komentar

Postingan Populer