Cerita Tentang Kedudukan Suami dan Istri dalam Rumah Tangga


Kemarin, saya sampat terlibat di suatu perbincangan mengenai kedudukan suami dan istri dalam rumah tangga. Tadinya perbincangan itu diawali oleh status seorang saudara saya yang menuliskan, "setinggi tingginya kedudukan kaum wanita,masih aja d bawah kaum pria,bnr kn?????ckckkckck". Seperti dijatuhkan dari langit tertinggi saya membacanya. Dan tentu saja saya mengkritiknya habis-habisan. Saya, sebagai seorang perempuan (saya lebih suka menyebutnya perempuan bukan wanita), merasa harga dirinya terinjak. Memang topik perbedaan gender antara perempuan dan pria sangat sensitif dibicarakan. Tentu saja masing-masing dari mereka membela haknya. Membela bahwa merekalah sang penguasa. Meski saya belum punya pengalaman dalam berumah tangga, tapi saya banyak belajar dari berbagai peristiwa dan dari pengakuan beberapa orang yang sudah berumah tangga. Dari yang pendidikannya paling rendah, sampai pendidikannya yang paling tinggi. Maka, izinkan saya untuk mengutarakan pendapat, apa yang menjadi uneg-uneg saya selama ini. Perempuan menurut saya adalah makhluk paling mulia yang diciptakan Allah swt. Dengan segala rasa dan perilaku yang dia punya, dia mampu berjuang, memperjuangkan seluruh hak-haknya yang sebagian dirampas oleh kaum adam. Ya, saya sepenuhnya mengakui dan sadar bahwa Suku Jawa menganut sistem patrilineal, kekuasaan sepenuhnya berada di pihak laki-laki. Namun, menurut saya, menurut pemikiran modern, pernyataan tersebut bisa dipatahkan. Tidak usah berfikir jauh-jauh, beberapa perempuan hebat telah melangkahkan kaki dan pikirannya ke ranah politik dan kepemimpinan. Dari segi pendidikan, banyak juga perempuan yang bersekolah tinggi untuk bisa berdiri sejajar dengan lawan jenisnya. Ketika masalah patrilineal ini diangkat dan dimaksukkan ke dalam hubungan berumah tangga, akan menjadi rumit tentunya. Di dalam satu atap terdiri dari dua makhluk yang berlawanan jenis dan juga beda jenis pemikirannya. Kalian juga pasti tahu dan sadar, perempuan memakai rasa dan laki-laki lebih memilih memakai logika dan terkadang memakai sedikit keegoisannya. Sebenarnya tidak akan menjadi rumit jika masing-masing saling melengkapi dan menghormati. Menjalankan tugas dan kewajibannya masing-masing. Tentu kodrat istri berbeda dengan kodrat sebagai suami. Menurut apa yang saya nonton dan saya resapi dari Film Perempuan Berkalung Surban, ada cuplikan dialog yang diucapkan salah satu tokoh bernama Khudori. Begini bunyinya, "kita harus bisa membedakan mana yang natur dan mana yang nurtur. Natur itu, perempuan melahirkan, laki-laki tidak. Sedangkan nurtur, baik laki-laki atau perempuan mendapat kesempatan dan ruang yang sama dalam berkreasi, mengembangkan diri, sampai dengan belajar. Sebenarnya hal-hal seperti perempuan harus di dapur, itu bukan sifat natur, itu tidak lebih dari bentukan budaya itu sendiri". Jadi menurut saya, perempuan harus di dapur itu tidaklah wajib. Itu adalah bagian dari budaya kita, Budaya Jawa yang masih menganut patrilineal itu. Jika seperti yang diungkapkan saudara saya bahwa kriteria istri yang baik harus mencakup tiga hal, yaitu, dapur, sumur, dan kasur. Ya boleh-boleh saja seperti itu. Itu kan memang budaya kita. Tetapi akhirnya banyak perempuan yang angkat suara seiring perkembangan zaman. Sebagai seorang istri, dia juga berhak untuk tidak melakukan ketiga hal itu, dengan pertimbangan, dia juga punya tanggung jawab lain yaitu pekerjaan.Ada lagi, tadi saudara saya menyebutkan bahwa kodrat dan sugranya seorang istri sudah disebutkan di dalam hadist dan Al-quran. Ini saya kutip lagi dari dialog Perempuan Berkalung Surban. Begini bunyinya, "Perempuan sudah mendapatkan surganya tanpa harus berpendapat, itu janji Allah di dalam kitab suci Al-quran. Dengan menjaga sikap, perempuan sudah mendapatkan surganya." Menjaga sikap yang bagaimana dulu? Jika suami bersikap kasar dan selalu ingin menang sendiri, apakah sebagai seorang istri harus diam dan menerima perlakuan kasar suaminya? Jika seoarng istri membantah, dianggap membangkang kepada suami? Begitu? Kalau pikiran kalian begitu, berarti itu salah besar. Perkataan suami tidak bisa dianggap selalu benar dalam memutuskan sesuatu hal. Seorang suami, WAJIB menanyakan pendapat dari istrinya. Jika sang istri tidak setuju dengan pendapat suami, suami juga harus menerima dan bersama-sama mencari jalan keluar yang menurutnya terbaik untuk kehidupan berdua.

Kehidupan berumah tangga bukan lagi mengenai "aku" dan "kau" tetapi "KITA". Semua harus dibicarakan berdua. Keterbukaan dan kejujuran diutamakan dalam hal ini. Bukan lagi berjalan sendiri, tetapi berjalan bersama beriringan. Oya, jadi ingat. Di dalam Islam (yang mungkin agak ortodoks), seorang istri tidak boleh menolak ketika suami ingin melampiaskan kasih sayangnya dalam persenggamaan. Namun, kupikir itu tidaklah adil. Seorang istri juga manusia yang mempunyai rasa lelah, seorang istri juga mempunya saat-saat "libur" dimana seorang suami tidak boleh mempersenggamainya. Jadi seorang istri boleh menolak jika itu berhubungan dan bermanfaat bagi kesehatan tubuhnya. Laki-laki harus tahu itu! Seorang istri berbeda dengan pelacur!Dan seorang suami tidak boleh memperlakukan istrinya sebagai seorang babu yang harus mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga. Seorang suami, boleh, wajib malah, membantu meringgankan pekerjaan sang istri. Dikerjakan bersama-sama akan terasa lebih romantis. Kegiatan yang dilakukan bersama-sama akan memumculkan sisi keromantisan dan kasih sayang yang tidak tergambarkan.Pada intinya, Jadilah seorang suami dan istri yang selalu bisa menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jangan menuntut terlalu berlebihan. Jika begitu, rumah tangga yang dibangun akan runtuh karena pondasinya tidak kuat. Yang paling penting, sebelum memutuskan untuk tinggal dalam satu atap, harus dibicarakan dan dipertimbangkan hal-hal apa saja yang sekiranya akan menjadi perbedaan yang sangat mendasar.Dan kalian para perempuan, jangan hanya bisa berlindung di bawah ketiak suami,  kalian harus bisa survive sendiri!Semangat!! Oh ya, rekomendasi dari saya: Kalian harus menonton film PEREMPUAN BERKALUNG SURBAN, dengan menontonnya kalian akan melihat dan memetik pelajaran, terutama mengenai kedudukan suami dan istri di dalam rumah tangga.Terima kasih ^_^

Komentar

Postingan Populer