Jangan Pernah


Jangan pernah membuatku untuk meninggalkanmu. Aku tidak ingin pergi dari mentari yang selalu menghangatkan setiap kebekuanku. Aku tidak ingin menghilang dari rasa yang tak akan pernah kudapatkan dari siapapun selain dirimu. Aku tidak ingin menghapus jejak-jejak kenangan yang telah kita ukir. Dua tahun yang mewujud menjadi kasih dan cinta. Dua tahun yang mewujud rasa saling memiliki. Dua tahun bukan waktu yang singkat untukku dan kau menyelami sebuah rasa rindu. Menyelami sebuah rasa yang makin susah jika ditulis dengan kata. 

Jangan pernah membuatku untuk meninggalkanmu jika kau tak ingin melepaskan simpul-simpul yang telah kita rajut. Rasa ini seperti bunga yang tak pernah kehilangan wanginya, tak pernah kehilangan keindahannya. Kita adalah pemilik bunga yang seharusnya mampu merawat dan membesarkan bunga itu dengan ketulusan.

Oh, ketulusan..., jika itu masih ada. Atau aku yang sebenarnya sudah tidak memiliki ketulusan tersebut. Atau aku yang sudah tidak lagi merasakan adanya perasaan itu karena dituntut oleh sesuatu yang bernama "hidup"? Atau sebenarnya aku terlalu takut memandang hidup itu bersamamu?  Aku tidak tahu. Yang jelas aku ketakutan jika rasa tulus telah benar-benar meninggalkanku dan itu berarti aku juga akan meninggalkanmu untuk sementara waktu. 

Namun, sampai saat ini, aku masih yakin jika ketulusan itu masih ada di sampingku. Aku masih ingin membuatmu terus merangkai kehidupan yang makin menjadi rumit. Tapi apakah kau juga menginginkannya? 
 Kuharap jawabannya adalah "Ya". Mungkin beberapa perbedaan mengenai pikiran, bisa kita lebur dan mengubahnya menjadi sesuatu yang dapat kita terima. Tak sulit, karena kitapun tahu bukan dari perbedaan kita bersama, tapi kesamaanlah yang membuat kita saling mengikat perkenalan. 

Aku ingin perjalanan ini sampai pada ujungnya yang indah. Ujung yang membuat kita tak lagi pernah saling lempar kesalahan, ujung yang tak pernah ada ketakutan yang membelenggu, ujung yang selalu membuat kita selalu merasai cinta. Di kota impian kita. Di rumah mungil yang akan kita bangun dengan sejuta pengharapan. 

Aku tak ingin meninggalkanmu. Dan aku tak ingin kau membuatku meninggalkanku.  Dengan terpaksa. Karena sangat sulit bagiku untuk mengurai simpul ini. 

Komentar

Postingan Populer