Kejujuran dan Kepercayaan


Nonton bioskop lagi bersama pacar (sebenarnya aku kurang suka dengan pacar, lebih suka menyebutnya calon suami). Biasanya sih kalau kami nonton, selalu memilih film-film action kolosal atau pelualangan, tetapi kali ini kami nonton film Indonesia bergenre romantis. Perahu Kertas. Aku memilihnya karena aku ngefans dengan pengarang bukunya Dewi Lestari. Makasih ya, sayang..*cc: mas egi.

Ngomong-ngomong soal calon suami, tadi kami juga terlibat obrolan menarik soal  rumah tangga. Sebenarnya terkait dengan ceritaku yang sebelumnya tentangku yang dilabrak istri saudaraku sendiri. Hm...aku mengira adanya peristiwa itu ada dua faktor yang melatarbelakanginya. Pertama, tidak adanya kejujuran diantara mereka. Kedua sang istri tidak percaya kepada suaminya.  Padahal menurutku kejujuran dan kepercayaan itu merupakan dua dari beberapa faktor pondasi untuk membangun sebuah bahtera rumah tangga. 

Kedudukanku hanyalah sebagai masa lalu bagi suaminya. Lalu mengapa istrinya, Reged, bukan nama sebenarnya, masih saja mengutik-ngutik dan mencoba membuat masalah dari masa lalu? Menurutku itu tidaklah penting. Hatiku saja sudah move on dari masa lalu. Tapi bukan berarti masa lalu itu dilupakan. Masa lalu itu perlu diingat untuk dijadikan pelajaran. Agar tidak melakukan kesalahan yang sama di masa sekarang. Oya, kami menyebut namanya Reged karena menurut kami itu nama yang cocok buat dia yang sifatnya tidak sebersih nama aslinya, Fitri.

Dari obrolan itu, aku dan calon suamiku sepakat, masing-masing dari kami boleh dan bebas untuk menjalin komunikasi dengan orang yang menjadi masa lalu tetapi jangan lari dari komitmen yang telah dijalani. Dan apapun yang terjadi, kami harus jujur. Hm...sungguh nyaman jika pasangan kita juga mempunyai tujuan hidup yang sama.  Memang itu yang dicari dari pasangan hidup.

*Kekasih, terima kasih sudah menerima dan mencintaiku dengan kesederhanaan dan apa adanya. 

Komentar

Postingan Populer