Niat Baik Tidak Selalu Diterima dengan Baik


Perempuan itu jahat dengan sesamanya, terutama menyangkut persoalan cinta. Itu kata ibuku di suatu siang ketika berkomentar tentang FTV yang ditayangkan di televisi. Mungkin tidak bermaksud menyindir, tetapi pada saat itu memang sedang pas dengan suasana hatiku. Kemelut yang kualami hingga membuatku tersadar akan satu hal, jika kita dijahati atau dijelek-jelekkan orang lain, balaslah dengan doa. Tentu saja doa yang baik-baik untuk mereka. 
Begini ceritanya, Iedul Fitri adalah saat yang paling baik untuk saling bermaafan, meski sebenarnya setiap saat pun kita bisa maf-maafan. Namun, tradisi bermaaf-maafan di bulan suci Ramadhan masih berjalan hingga sekarang. Begitupun denganku. Aku sibuk berkirim pesan kepada teman-teman dan saudara. Tak hanya berkirim pesan, aku pun mengunjungi saudara dan tetangga dekat. Yang tak punya nomor HP atau rumahnya jauh, aku sempatkan berkirim pesan di jejaring sosial. Lega rasanya setelah meminta maaf. 
Selang dua hari, aku mendapat sms dari nomor asing. Intinya, aku tidak boleh berhubungan lagi dengan suaminya, dan aku tidak boleh mengganggu hubungan mereka. Tentu saja aku kaget. Baru kali ini aku dilabrak seorang istri dari seorang saudaraku sendiri, yang pernah dekat denganku. Kukoreksi lagi pesan yang kukirim pada saudaraku itu, tidak ada yang salah menurutku. Isinya hanya ucapan "Minal aidin wal Faidzin" layaknya ucapan-ucapan biasa. Dan dia juga membalasnya dengan biasa-biasa saja, hanya dengan kata "sama-sama". Apakah itu mengganggu?
Lalu kujelaskan pada istrinya bahwa aku hanya bermaksud baik karena ini bulan Ramadhan. Aku meminta maaf padanya jika pesanku itu dianggap mengganggu. Bukan balasan baik yang aku dapat, tetapi makian dan sumpah serapah. Astagfirullah...berulang-ulang aku mengucap istigfar. Aku berusaha untuk tidak membalas pesan itu dengan kemarahan. Aku hanya membalasnya dengan doa semoga mereka diberi ampunan dan lindungan oleh Allah swt.
Sungguh aku tidak menyangka niat baikku menjadi jelek dimuka mereka. Aku hanya menghela nafas, semoga kelak mereka diberi keturunan yang baik, yang mampu menghargai niat baik seseorang meski orang itu pernah menjadi masa lalu yang menyakitkan.
Dengan peristiwa itu, aku juga belajar bahwa niat baik tidak selalu diterima dengan baik. Namun, jangan kapok berbuat baik kepada sesama. Yang menilai kita tidak hanya orang lain tetapi ada Allah swt yang Maha Adil dan Maha segalanya.
Mumpung belum terlalu jauh, aku ingin mengucapkan Mohon Maaf Lahir dan Batin. Semoga kita semua tetap dalam lindungan dan ampunanNya. Amin..

Komentar

Postingan Populer