Perpustakaan Daerah Yogyakarta (Perpusda)

Ada satu tempat yang dari dulu sangat kusuka. Perpusda. Akhir-akhir ini aku agak terlupa dengannya. Mungkin karena kesibukanku bolak-balik ke kampus. Sekarang, aku sudah duduk tenang di Perpusda. Menikmati suasana yang sangat akrab denganku. Entah mengapa aku lebih suka berlama-lama nongkrong di Perpusda daripada di perpus UGM. Apalagi di PPTIK, waduh, dinginnya AC di sana membuatku harus bolak balik ke belakang untuk kencing. Nah, kalau di perpusda terasa nyaman, tidak ber-AC, suasana sepi, dan tentu saja banyak buku-buku berbahasa Indonesia. 
Pertama kali aku dikenalkan perpusda ini di tahun ketiga (2007) aku kuliah di UNY oleh seorang teman asli Yogya. Namanya Febri. Dia bilang, jadi anggota saja biar lebih mudah pinjam buku. Lalu dia mengambilkan kartu yang harus kuisi dan di cap di kemahasiswaan fakultas. Setelah itu kartu yang sudah diisi dan dicap dikembalikan. Diproses sebentar. Lalu jadilah kartu anggota perpusda. Bisa digunakan meminjam buku maksimal dua buah. Oh ya, untuk mengambil kartu, calon anggota dikenakan biaya kalau tidak salah sebesar Rp.2000,00 (waktu itu). Jangan lupa juga foto 3x4 dua lembar.
Sejak saat itu, aku rajin ke perpusda. Membaca atau meminjam buku. Teman-temanku Rina, Inung, dan Dian juga kuajak menjadi anggota perpusda. Sampai aku lulus S1, aku masih menjadi anggota. Sampai akhirnya aku pindah kampus sebelah (UGM) karena melanjutkan S2. Aku ingin tetap menjadi anggota, maka aku meminta kembali nomor anggota yang baru karena yang lama sudah kedaluarsa. Prosesnya sama, hanya saja untuk mendapatkan cap kemahasiswaan fakultas sungguh sangat berbeda dengan FBS UNY. Untuk meminta cap saja, aku dilempar-lempar dari bagian satu ke bagian lain. Hmm...birokrasi di UGM ternyata lebih menyulitkan. Akhirnya aku tidak jadi meminta cap karena sudah lelah dengan birokrasinya. Sebenarnya sayang sekali kalau tidak menjadi anggota. Lalu aku bertanya ke perpusda, kalau masyarakat umum syaratnya harus KTP Yogya atau tidak dan jawabannya harus KTP Yogya..Duhh...pupuslah harapanku untuk bisa kembali menjadi anggota perpusda.
Tak apalah, tidak menjadi anggota pun aku masih tetap bisa berkunjung dan membaca buku meskipun tidak boleh meminjam. Aku juga masih bisa mengerjakan tugas-tugasku karena perpusda juga menyediaan meja kursi beserta stop kontak. :-) :-) :-)

Komentar

Postingan Populer