Ayo Lestarikan Bahasa Jawa!

"Tweeps, jangan pernah malu setel lagu berbahasa daerah sebagaimana bokap/nyokap atau kakek/nenek kamu. Itu kan bahasa kamu sendiri :). Lagu berbahasa daerah itu oke kok, banyak yang bagus-bagus kok. Kenapa harus gengsi dan lebih suka denger lagu barat? :)"
Itu salah satu tweet dari @faktabahasa yang siip sekali menurutku. Di jaman kapitalis sekarang ini, banyak generasi muda yang menyepelekan lagu-lagu berbahasa daerah. Terutama di daerah Jawa Tengah Mereka lebih suka mendengarkan lagu-lagu berbahasa Inggris atau bahasa asing lainnya daripada mendengarkan lagu dari daerah mereka sendiri. Alasannya sepele, hanya karena gengsi, malu, dan menurut mereka lagu berbahasa daerah itu terkesan kampungan. Padahal, lagu-lagu berbahasa daerah lebih sarat makna dan gaya bahasa yang indah. Selain itu, siapa lagi yang akan menjaga dan melestarikan kebudayaan sendiri jika bukan kita, generasi muda. 
Menurut sumber yang kubaca dari majalah Bahasa Jawa Djaka Lodang, Bahasa Jawa lebih dulu hilang daripada Bahasa Sunda dan Madura. Menurut Drs. Mustakim dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, banyak penutur Bahasa Jawa tidak lagi menggunakan bahasa daerahnya. Mengapa Bahasa Jawa lebih dulu hilang dari Bahasa Sunda? Itu karena, di daerah Sunda, banyak buku dan surat kabar dalam Bahasa Sunda. Sedangkan di Jawa sendiri cuma ada Mekarsari dan Djaka Lodang. Pengonsumsi majalah berbahasa Jawa tersebut kebanyakan usia 40 tahun ke atas. 
Suatu hari, aku pernah mengunjungi Sekolah Dasar di daerahku. Kebetulan juga, aku alumni SD tersebut. Di sana aku mendengarkan anak-anak berbicara menggunakan Bahasa Indonesia. Wow banget! Padahal dulu, komunikasi yang kugunakan adalah Bahasa Jawa. Contoh lain lagi yang membuktikan bahwa Bahasa Jawa mulai jarang digunakan adalah peristiwa di kostku sendiri. Sebagian besar penghuni kostku adalah orang Jawa. Jawa tengah malah. Tapi percakapan sehari-hari yang sering digunakan adalah Bahasa Indonesia. Masih mending sih sebenarnya daripada memakai Bahasa Inggris.. Tapi kok rasanya aneh ketika kita berhadapan dengan orang Jawa tetapi bercakap-cakap menggunakan Bahasa Indonesia.
Perubahaan jaman yang tidak disaring dengan baik, telah mengubah kepribadian generasi muda. Sejak lahir, anak telah diajarkan Bahasa Nasional bahkan bahasa Internasinal, bukan Bahasa Daerah. Sebenarnya pemakaian bahasa daerah sejak kecil, bisa membentuk kepribadian yang baik, yang lebih mengenal dan mencintai budaya dan bahasa tanah lahirnya. Mulai sekarang, marilah kita melestarikan bahasa daerah masing-masing agar anak cucu kita kelak, juga mengenalnya sebagai bahasa ibu yang tidak boleh dilupakan. Jangan malu menggunakan bahasa daerah. Jangan malu juga mendengarkan lagu-lagu berbahasa daerah!


Komentar

Postingan Populer