Selamat Hari Guru..!!



Jasamu Guru

Kita jadi pintar menulis dan membaca
Karena siapa
Kita jadi tahu beraneka bidang ilmu
Dari siapa
Kita bisa pandai dibimbing pak Guru
Kita bisa pintar dibimbing bu Guru
Gurulah pelita penerang dalam gulita
Jasamu tiada tara

Adakah yang masih ingat lagu tersebut? Kalau hidup di tahun 90-an, pasti ingat dan mungkin hafal dengan lagu yang sering diputar di TVRI. Dulu waktu kecil aku juga suka menirukannya saat lagu tersebut ditayangkan. Kalau tidak salah ingat, video klipnya menggambarkan sosok guru yang sedang mengajar dan ketika pulang sekolah, disalami oleh murid muridnya. Oya kayaknya jaga ada ilustrasi anak-anak yang sedang menulis. Susah sekali menemukan video yang asli dari lagu ini. Apa emang gak ada ya? 

Guru. Saat mendengar profesi itu, aku sama sekali tidak tertarik untuk terjun ke dalamnya. Dari kecil, kalau ditanya mengenai cita-cita, aku tidak pernah lho menyebutkan guru. Mungkin karena aku udah tahu bagaimana kehidupan sebagai guru dan dan tugas-tugas guru yang menurutku ribet. Ya, Bapak dan Ibuku adalah guru. Guru SMP. Saat siang hari sepulang sekolah, mereka pasti bercerita ada kejadian apa saja di sekolah. Ya tentang murid-muridnya, teman-teman gurunya, bahkan tentang kepala sekolah dan segala tetek bengek administrasi mengajar. Sebagai seorang anak yang hanya bisa mendengarkan, kesimpulan yang bisa diambil dari cerita mereka adalah menjadi seorang guru itu ribet. Bikin RPP, membuat soal, mengoreksi pekerjaan siswa, memasukkannya ke daftar nilai, belum lagi kalau jadi wali kelas, harus mengisi rapot sebanyak 40-an siswa (dulu, mungkin sekarang satu kelas cuma berisi 30 siswa). Duh, pegel tangannya. Dulu aku juga pernah ikut bantuin ibu untuk mengisi rapot. Oya, belum lagi kalau ada siswa yang nakal, beban moral. Orangtuanya saja tak bisa mengubahnya, apalagi gurunya yang cuma bertemu muka setengah hari. 

Namun, dibalik ketidaktertarikanku sama profesi guru, aku tetap menghargai mereka sebagai pendidik. Banyangkan, ada berapa ribu guru dengan status honorer. Gaji tak cukup untuk satu bulan, tapi mereka masih saja menekuni pekerjaannya. Benar benar guru tanpa tanda jasa. Banyak pula, lulusan sarjana pendidikan masih nganggur, karena skolah-sekolah swasta sudah kelebihan guru (akibat sertifikasi guru PNS yang diharuskan mengajar 24 jam). Akhirnya sarjana pendidikan tersebut bekerja di bidang lain. Sementara, yang PNS khususnya yang mendapat sertifikasi, enak-enakkan. Asal administrasi mengajarnya lengkap, duit sertifikasi cair. Padahal mengajarnya pun asal-asalan. Ya, tidak semuanya sih. Cuma kasihan sama guru honorer.

Semoga dengan menteri pendidikan yang baru, semua guru di seluruh Indonesia lebih diperhatikan dan dihargai hasil karyanya (tak cuma administrasinya saja) sehingga dapat menghasilkan anak-anak bangsa yang hebat, kreatif, serta inovatif.

“Selamat hari guru untuk guru-guru di seluruh Indonesia. Semoga tidak pernah lelah membagikan ilmu demi kemajuan anak-anak bangsa.”

Komentar

Postingan Populer