Cerita Tentang Sampah

Sampah. Setiap orang pasti menghasilkan sampah. Tak hanya sampah dari dalam tubuhnya tetapi juga sampah yang dihasilkan dari luar (yang akan dibahas di sini adalah sampah yang berasal dari luar). Jadi, setiap orang tak hanya satu sampah yang dihasilkan. Bisa dibayangkan berapa milyar sampah yang dihasilkan penduduk dunia jika dikumpulkan. Jika tidak ada tempat untuk membuang sampah, mungkin tiap-tiap rumah hanya dipenuhi dengan sampah. Namanya juga sampah, pasti kotor, jorok, dan penuh dengan kuman penyakit. Namun, untunglah ada tempat sampah, orang bisa membuang apa yang sudah tidak digunakan atau apa yang sudah tidak bisa dikonsumsi di tempat pembuangan sampah. Setiap rumah, restoran, dan tempat umum pun selalu tersedia tong-tong sampah. Sampah yang berasal dari tong-tong tersebut akan dibawa oleh dinas kebersihan menuju tempat pembuangan sampah terakhir. Tempat pembuangan sampah terakhir ini sudah ditentukan tempatnya. Pastinya jauh dari pemukiman dan tempat-tempat umum. Jadi suasana rumah, lingkungan sekitar, dan tempat umum menjadi bersih bebas dari kuman penyakit.

Namun, itu hanya gambaran ideal saja. Tidak terjadi di Indonesia. Di negara kita tercinta ini, belum tercipta dinamika yang sempurna mengenai sampah dan pembuangannya. Tong-tong sampah di setiap rumah, tempat-tempat umum, memang tersedia meski terbatas. Mengapa terbatas? Karena tidak semua tempat umum menyediakan tempat sampah. Contohnya di halte bus, di pinggir-pinggir jalan, atau di dalam transportasi umum. Orang-orang yang sedang berada di tempat yang tidak tersedia tempat sampah, cenderung membuangnya di tempat sembarang. Jika sedang berada di halte bus, sampah dibuang di sekitar tempatnya berdiri/duduk. Jika sedang berada di pinggir jalan, sampah juga dibuang di sepanjang jalan yang dilewati. Jika sedang berada di transportasi umum, sampah dibuang di dalam transportasi tersebut atau dibuang di jalan melalui jendela.

Saya pernah mendapati orang-orang seperti itu ketika sedang berada dalam perjalanan. Contohnya saja, ketika saya pulang ke Kutoarjo naik bus, ada ibu dan anaknya duduk di depan bangku saya persis. Entah mereka sedang makan apa tetapi si ibu membuang bungkus makanan tersebut ke jalan (lewat jendela). Beberapa menit kemudian, si anak meniru kelakuan ibunya. Saya yang duduk di belakang mereka hanya geleng-geleng kepala. Ingin rasanya memperingatkan mereka, tapi saya rasa percuma karena sudah dapat dipastikan mereka tidak mempedulikan perkataan saya. Si anak tidak salah, dia hanya meniru orang yang lebih tua dengan kata lain diajari oleh orangtuanya. Nah, si ibu rupanya juga tidak mempunyai kepedulian sosial yang tinggi karena membuang sampah sembarangan. Jangan dikira membuang sampah sembarangan itu tidak merugikan orang lain lho! Misalnya, si ibu membuang plastik bungkus makanan di jalan, otomatis plastik itu akan terbang terbawa angin kan? Kalau plastik tersebut mengenai pengendara motor dan menghalangi pemandangannya, si pengendara motor pasti akan terganggu. Lebih parah lagi bisa sampai terjatuh karena kehilangan kendali. Si ibu yang buang sampah, orang lain yang terkena imbasnya.

Contoh lain, kejadian ini juga saya lihat sendiri. Saya sedang makan di salah satu warung makan pinggir jalan. Di depan saya ada seorang ibu, anaknya, dan satu lagi perempuan (mungkin adik si ibu). Si anak ini rupanya agak hiperaktif sehingga gelas minum di depannya tumpah. Si ibu buru-buru mengambil tisu yang tergeletak di meja, mengelap tangan anaknya (yang ketumpahan minum) dan mengelap meja yang basah. Kemudian, tisu yang tadi digunakan untuk mengelap dibuang begitu saja di bawah meja. Si anak yang mengetahui perbuatan ibunya tersebut langsung nyeletuk, "ih, mama buang sampah sembarangan." Si ibu kaget mendengar celetukan anaknya dan menjawab, "tidak apa-apa, nanti kan ada yang nyapu." Si anak terdiam mendengarnya. Saya? Saya menunduk pura-pura mainan HP sambil senyum-senyum sendiri. Dalam hati saya bilang, "Skak matt!" untuk si ibu.
Untuk kasus ini, tentu saja yang salah didik adalah si ibu. Sudah benar si anak memperingatkan ibunya, tetapi ibunya saja yang tak tahu malu.
Sebenarnya mungkin masih banyak contoh-contoh yang lain, seperti masih banyaknya orang membuang sampah di kali/sungai atau lebih parah di comberan yang mengakibatkan aliran air tidak lancar. Saya belum pernah mendapati secara langsung sih, tapi bukti nyatanya terlihat sangat jelas ketika saya melewati beberapa sungai yang penuh dengan sampah. Seperti ini contohnya.
 Ini kasur lhoh, broh!
Dan, ini adalah stereofoam!

Sampah tersebut saya temukan di selokan mataram, Jogjakarta. Dan tulisan ini, sepertinya tidak ngaruh bagi si pembuang sampah.

Saya kok jadi ingat film Fast and Furious 6 yang proses pengambilan gambarnya di London, Inggris. Ketika Dominiq Torreto, dkk. melacak keberadaan Own Shaw menggunakan CCTV, semuanya terlihat jelas di CCTV tersebut karena setiap sudut jalan di London dipasangi CCTV. Bahkan, untuk sekedar ngupil saja bisa ketahuan.
Nah, saya jadi pengen usul nih sama pemerintah. Mbok yo niru kota London gitu. Di setiap sudut jalan dipasang CCTV. Jadi kalau ada orang buang sampah sembarangan, gampang ketahuan. Gak bisa mengelaklah kan ada buktinya di CCTV. Orang yang ketahuan buang sampah sembarangan diberi hukuman yang setimpal, suruh nggantiin tukang sampah, atau didenda. Ada sih yang sudah memberlakukan denda, tapi hanya sebatas tulisan kayaknya (soalnya saya belum pernah lihat orang didenda karena buang sampah sembarangan). Lagipula kalau ketahuan kan? Lha kalau pas sepi, gak ada orang yang lihat? Ya lolos dengan selamat.

Mbok ayo dho sadar. Dimulai dari diri sendiri dan keluarga dululah. Ingat pelajaran IPA di SD kan kalau buang sampah sembarangan akibatnya apa? Yak, akan terjadi banjir ketika hujan. Banjir yang terjadi karena air tidak ada tempat untuk mengalir karena sudah tertutup sampah. Lagipula kalau lingkungan bersih, nyaman, penyakit juga tidak bakalan betah bersarang. Kasus penyakit demam berdarah akan menurun. Gak ada lagi fooging (pengasapan untuk mengusir/membunuh nyamuk). Percuma juga dilakukan pengasapan rutin kalau gaya hidup kita masih sama, jorok.

Jadi, buanglah sampah di tempat yang semestinya.

Komentar

Postingan Populer