Terlalu Baik Itu Tidak Baik
Sifat terlalu baik sama orang lain ternyata tidak baik. Seperti halnya terlalu kenyang, terlalu banyak, dan terlalu terlalu lainnya. Menurut KBBI Daring, arti kata terlalu adalah amat sangat;
ke·ter·la·lu·an adv betul-betul melewati batas kewajaran. Apa-apa yang terlalu berlebihan itu tidak baik. Contohnya saja terlalu kenyang (kekenyangan), kalau kita kekenyangan perut kita akan merasa tidak nyaman atau begah. Akhirnya kita juga tidak nyaman meneruskan pekerjaan. Ada juga orang yang kekenyangan lalu jadinya malah timbul rasa kantuk.
Begitu
juga dengan sifat terlalu baik. Berlaku baik terhadap orang lain memang sangat
dianjurkan oleh agama, tetapi ketika kata “baik” ditambah dengan kata “terlalu”
di depannya, definisi kata “baik” menjadi berlebihan. Ingat! Apa-apa yang
berlebihan itu tidak bagus bagi kesehatan jiwa dan raga!
Mengapa
terlalu baik malah tidak baik? Reaksi orang berbeda-beda ketika mendapatkan
bantuan dari orang lain. Versi pertama, ada yang senang, lalu beberapa waktu kemudian membalas
dengan kebaikan yang sepadan. Versi kedua, ada juga yang senang, kemudian menjadi keterusan
meminta bantuan tanpa ada niat untuk membalasnya atau menggantinya dan lama kelamaan jadi menggampangkan dan meremehkan niat baik kita. Bukan
berarti mengharapkan imbalan atau balas jasa, tetapi di mana letak rasa
kepedulian terhadap sesama manusia? Bukankah pancasila juga mengajarkan untuk
saling bantu dan bergotongroyong?
Ada banyak orang menyandang yang versi pertama sih, tapi yang menyandang versi kedua juga banyak. Lalu bagaimana cara membedakan antara orang yang benar benar membutuhkan bantuan dan orang yang hanya memanfaatkan bantuan?
# Melihat latar belakang atau tujuan orang yang meminta bantuan
Jangan mentang mentang sudah kenal dekat dengan seseorang, kita jadi wah weh atau dalam bahasa Indonesianya gampang memberikan sesuatu ketika diminta. Kita juga berhak tahu akan digunakan untuk apakah bantuan kita nantinya. Jangan sampai bantuan kita malah disalah gunakan. Misalnya, ngutang duit buat bayar utang judi. Tidak pernah dibalikin tapi malah ngutang terus karena main judinya gak pernah menang. Nah, rugi di kita kan? Jadi, tanyalah dengan jelas kepada orang yang meminjam duit kita. Bukannya tidak ikhlas, tetapi hanya ingin tahu agar bantuan yang kita berikan mendatangkan keberkahan kepada orang yang minjem. Jangan sampai sudah niat lillahita'ala bantu eh ternyata malah disalahgunakan dan kita yang rugi.
# Jeli dalam melihat dan membaca suasana
Ketika ada seseorang yang meminta bantuan (red. minjem duit), kita harus bisa membaca gerak gerik orang itu, adakah yang aneh dan tidak beres dengan orang itu atau tidak. Salah satu ketidakberesan itu adalah, ketika seseorang mau minjam duit dengan cara transfer harusnya memberi tahu ke nomor rekening manakah uang pinjaman itu dikirim. Ketidakberesan lainnya adalah orang itu ngotot pinjam duit padahal sudah diberi tahu kalau kita tidak punya duit cadangan. Apa tidak ada orang lain lagi yang bisa dipinjami? Hati hati juga kalau dia memintanya dengan nada memelas dan mengancam. Jangan mudah terpengaruh karena memang kita sudah berkata sejujurnya kalau tidak ada duit cadangan. Jangan sampai gara-gara mudah iba pada orang lain, lantas mengorbankan kebutuhan diri sendiri. Diri sendiri kan juga prioritas!
Dua cara itu bisa dilakukan agar kebaikan kebaikan yang kita berikan tidak sia sia karena adanya paksaan. Kecuali kalau kita yang berinisiatif untuk membantu. Artinya dari dalam hati kita memang sudah ikhlas untuk membantu. Perkara dipakai buat apa, itu sudah urusan seseorang dengan Tuhannya. Tapi jangan sering-sering ya! Ingat prioritas!
# Melihat latar belakang atau tujuan orang yang meminta bantuan
Jangan mentang mentang sudah kenal dekat dengan seseorang, kita jadi wah weh atau dalam bahasa Indonesianya gampang memberikan sesuatu ketika diminta. Kita juga berhak tahu akan digunakan untuk apakah bantuan kita nantinya. Jangan sampai bantuan kita malah disalah gunakan. Misalnya, ngutang duit buat bayar utang judi. Tidak pernah dibalikin tapi malah ngutang terus karena main judinya gak pernah menang. Nah, rugi di kita kan? Jadi, tanyalah dengan jelas kepada orang yang meminjam duit kita. Bukannya tidak ikhlas, tetapi hanya ingin tahu agar bantuan yang kita berikan mendatangkan keberkahan kepada orang yang minjem. Jangan sampai sudah niat lillahita'ala bantu eh ternyata malah disalahgunakan dan kita yang rugi.
# Jeli dalam melihat dan membaca suasana
Ketika ada seseorang yang meminta bantuan (red. minjem duit), kita harus bisa membaca gerak gerik orang itu, adakah yang aneh dan tidak beres dengan orang itu atau tidak. Salah satu ketidakberesan itu adalah, ketika seseorang mau minjam duit dengan cara transfer harusnya memberi tahu ke nomor rekening manakah uang pinjaman itu dikirim. Ketidakberesan lainnya adalah orang itu ngotot pinjam duit padahal sudah diberi tahu kalau kita tidak punya duit cadangan. Apa tidak ada orang lain lagi yang bisa dipinjami? Hati hati juga kalau dia memintanya dengan nada memelas dan mengancam. Jangan mudah terpengaruh karena memang kita sudah berkata sejujurnya kalau tidak ada duit cadangan. Jangan sampai gara-gara mudah iba pada orang lain, lantas mengorbankan kebutuhan diri sendiri. Diri sendiri kan juga prioritas!
Dua cara itu bisa dilakukan agar kebaikan kebaikan yang kita berikan tidak sia sia karena adanya paksaan. Kecuali kalau kita yang berinisiatif untuk membantu. Artinya dari dalam hati kita memang sudah ikhlas untuk membantu. Perkara dipakai buat apa, itu sudah urusan seseorang dengan Tuhannya. Tapi jangan sering-sering ya! Ingat prioritas!
Baca ini aku jadi ter-jleb-jleb. Ingat kebodohanku yang telah lalu. Hemmm :(
BalasHapusPengalaman yang lalu bisa dijadikan pelajaran. Belum terlambat untuk memulainya :). Aku juga masih terus belajar kok..kadang-kadang aku juga merasa telah melakukan kebodohan hihihi..
BalasHapus