Membaca Sejarah Lewat Goa Selarong


Hari minggu memang enak buat bersantai. Setelah bersih-bersih badan dan mencuci, kukira hal inilah yang sekarang bisa kulakukan. Sepertinya lama sekali diriku tidak memperbaharui blog dengan tulisan-tulisanku.
 
Kemarin, aku dan kekasihku berkunjung ke Beteng Verdeburg. Kebetulan di sana sedang ada acara Jogya IndoStory (Jogya Industri dan history exhibition). Ada bermacam-macam lomba digelar, pameran industri, dan pemutaran film sejarah yang berlatar belakang Yogyakarta. Setelah berkeliling, kami memutuskan untuk menonton film. Karena masih hari pertama, tak banyak orang yang menyaksikannya, padahal gratis lhoh! 
Film yang diputar berjudul "Pangeran Goa Selarong". Film yang bercerita perjuangan Pangeran Diponegoro melawan penjajahan Belanda. Pangeran Diponegoro adalah putra sulung Sultan Hamengkubuono III. Dia memilih berjuang bersama rakyat-rakyatnya daripada menggatikan posisi ayahnya menjadi seorang sultan. Perjuangan Pangeran Diponegoro bersama rakyatnya berpindah-pindah. Salah satu persembunyiannya adalah Goa Selarong. Goa yang terletak di daerah Bantul ini, akhirnya berhasil ditemukan Belanda. Namun Pangeran Diponegoro dan pengikutnya berhasil mengelabuhi musuhnya dengan menyerang dan menduduki Beteng Verderburg yang saat itu menjadi pusat pemerintahan Belanda. Sasaran musuh adalah kepala Pangeran Diponegoro. Siapa saja yang berhasil membawa kepala Pangeran Diponegoro ke hadapan Belanda, akan diberi hadiah sejumlah uang yang tentu saja jumlahnya tidak sedikit.
Sungguh perjuangan yang bertaruh nyawa. Namun itu dilakukan hanya demi rakyatnya. Pangeran Diponegoro tidak rela rakyatnya diperlakukan seperti budak oleh Belanda. Dipaksa bekerja hanya untuk kepentingan musuh.
 
Aku pernah membaca , entah ini benar atau cuma mitos, Perang Pangeran Diponegoro pernah mendapatkan bantuan gaib dari Nyi Rara Kidul. Ceritanya Pangeran Diponegoro bertapa di dekat pantai selatan untuk meminta bantuan dari Nyi Rara Kidul. Aku belum tahu kebenaran dari cerita tersebut. Mungkin bagi orang Jawa yang percaya pada hal-hal gaib, itu bisa saja terjadi. Toh sampai sekarang masih ada benang penghubung antara Gunung Merapi, Keraton, dan Pantai Selatan (Parangtritis).

Kembali lagi pada kisah Pangeran Diponegoro. Goa yang dulu jadi tempat persembunyian, sekarang menjadi tempat wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Bisa dibaca infonya dihttp://gudeg.net/id/directory/11/592/Goa-Selarong.html. Aku jadi tertarik untuk berkunjung ke sana. Menapak tilas perjuangan Pangeran Diponegoro yang tak pernah takut melawan musuh. 

Sebenarnya banyak tempat-tempat sejarah yang seharusnya bisa menjadi alternatif kita untuk berlibur. Tidak hanya sekedar melepas penat, tetapi juga bisa belajar tentang sejarah bangsa kita. Melestarikan sejarah adalah bagian dari kecintaan kita terhadap bangsa sekaligus sebagai cerminan diri untuk melangkah di masa sekarang.

Komentar

Postingan Populer