Saya, Juventus, dan Semangat Grinta
Sebagai seorang Juvedonna anyaran
karena baru dua musim, saya merasa terperangkap ke dalam kata-kata saya
sendiri. Dulu saya benar benar beranggapan kalau perempuan menyukai sebuah
pertandingan sepak bola atau yang lebih spesifik lagi sebuah tim sepak bola,
hanya karena para pemainnya yang ganteng dan mempunyai tubuh yang atletis
sempurna. Tapi ternyata lebih dari itu. Oke mungkin awalnya memang mengagumi
salah satu pemainnya, tapi karena jiwa per-kepo-an
perempuan yang kuat, dia mampu menggali informasi sebanyak banyaknya mengenai
olahraga yang sedang digeluti idolanya. Kalau ada yang tidak mudeng, bisa tanya
kepada yang lebih mumpuni.
Eh, iya, saya tegaskan bahwa saya memang mengidolakan beberapa pemain
dari tim yang saya suka. Namun, lama kelamaan saya terpesona sama keseluruhan
tim. Tentang prinsip dan kekeluargaan yang dibangun antar pemain, sungguh
membuat saya kagum. Di Juventus tidak ada yang namanya pemain senior dan pemain
junior, semuanya sama. Pemain pemain senior juga tidak ada yang sombong dan
berlaku songong. Ada yang dinamakan semangat Grinta atau bisa disebut sebagai semangat pantang kalah. Semangat grinta inilah yang bisa membuat Juventus kuat. Untuk
membuat sebuah tim kuat dibutuhkan pemain yang juga mempunyai pemikiran yang
sejalan. Itu mengapa pemain pemain Juventus terlihat kompak karena setiap
pemain mempunyai tujuan yang sama, yaitu “kami harus menang/berhasil” bukan “aku
harus menang/berhasil”. Memang benar juga. Sepak bola adalah olahraga tim, jadi
yang harus dibangun adalah tim bukan individu pemain.
Dulu saya pikir, sepak bola cuma berlomba memasukkan bola ke gawang
lawan. Namun, ketika melihat Juventus berlaga di lapangan hijau, membuat pikiran
saya berubah. Saya berdecak kagum akan permainannya. Inilah sepak bola yang
sesungguhnya. Sepak bola yang mengedepankan skill
dan taktik, bukan hanya sekadar banyak banyakan memasukkan bola ke dalam gawang
lawan. Juventus benar-benar mampu membuat semangat grinta berkobar selama
pertandingan. Itulah sebab para pencetak goal di Juve bukan hanya dari penyerang,
tapi gelandang atau pemain belakang pun bisa mencetak goal.
Nah, kalau bicara tentang pemain idola di Juventus, saya mungkin
termasuk perempuan kesedikitan. Perempuan lain sih pasti mengidolakan Dybala
atau Morata yang sekarang sudah diminta lagi oleh Madrid. Kalau saya, berbeda.
Pertama, pandangan saya tercuri oleh senyuman manis pria Amerika Latin, Arturo Vidal.
Setelah Vidal pindah tim, saya beralih pada mata birunya pria berdarah asli
Italia, Claudio Marchisio. Namun tentu saja senyuman manisnya Vidal tetap tidak
bisa tergantikan. Mereka memang tidak seganteng dan seunyu Dybala dan Morata,
tetapi mereka itu tipe cowok yang macho. Apalagi Pakdhe Buffon. Sebagai tetua
dan penjaga gawang andalan, dia masih menunjukkan kharismanya.
Seperti yang saya katakan, kesenangan perempuan tidak berhenti pada
pemain-pemain ganteng saja. Saya pun juga begitu. Dulu, tiap nobar saya pasti
menanyakan ini itu perihal tata aturan bermain. Sekarang, tanpa ada laki-laki
di sebelah saya, saya sudah mengetahuinya. Dulu saya selalu malas diajak nobar
karena keadaannya yang bising. Gimana mau konsentrasi nonton coba kalau
keadannya bising. Namun sekarang, saya malah merindukan saat-saat nobar. Kegembiraan
yang terluap saat tim kesayangan berhasil menjebol gawang lawan terasa sangat
akrab. Pun ketika tim kesayangan kalah, kesedihan dan kepasrahan juga dirasakan
bersama.
Saat ini musim bola kembali digelar. Bursa transfer pemain sudah resmi
ditutup akhir Agustus. Saatnya kembali menonton aksi aksi seru para pemain.
Sayang Il Principino belum bisa bergabung. Dia masih masa pemulihan cedera.
Semoga segera pulih, jadi bisa kembali merumput. Oya, dalam bursa transfer
kemarin Juventus berhasil membeli beberapa pemain. Dani Alves, Marco Pjaca,
Higuain, Miralem Pjanic, Medhi Benatia. Daaan...ada seseorang lagi yang kembali
yaitu Juan Cuadrado. Sebenarnya peminjamannya dari Chelsea sudah berakhir, tapi
sepertinya Conte belum butuh Cuadrado di timnya. Jadi, Cuadrado dipinjamkan
kembali pada Juventus. Yeeey, semoga dibeli aja lah. Selain senyumnya yang
manis khas pria Amerika latin, gocekan bolanya juga keren. Semoga mereka mampu
membawa Juventus merebut gelar juara champion. Fino Alla Fine Forza Juventus
lah pokoknya.
Maafkeun kalau tulisan saya ini masih dangkal karena saya masih baru
*salim dulu ah sama fans senior*
Bagiku hanya ada dua Klub sepakbola di dunia ini, yaitu Juventus dan bukan Juventus.
BalasHapusLebih dari hanya sekedar sebuah Klub, bagiku Juventus adalah duniaku, semangatku, dan keluargaku. Juventusmu adalah Juventusku. Juventini adalah keluargaku.
Ciee...Grazie ya :)
BalasHapus