Proses Menyapih (Bagian 4)


Dua tahun lebih satu bulan. Penyapihan masih dalam proses. Namun, sudah menunjukkan peningkatan yang signifikan. Aku bahagia menjalani proses ini yang ternyata tidak semenyeramkan bayangan karena aku sudah mempersiapkannya jauh-jauh hari sebelum usia Diptyan genap dua tahun. Oh ya, aku belum ngasih tahu ya metode yang kugunakan dalam proses penyapihan ini. Kata pakar dan dokter anak, metode yang aku pakai ini adalah metode WWL (Weaning with Love) atau dalam bahasa Indonesianya Menyapih dengan Cinta. Metode ini tidak menggunakan sebuah kebohongan agar anak berhenti menyusu, seperti dikasih pahit pahit, atau dikasih lipstik, dll. Apa yang dikatakan ke anak agar anak berhenti menyusu murni jujur dan sesuai dengan kenyataan yang sedang terjadi.

Di aku sendiri, sejak usia Diptyan dua tahun, aku bilang, "Dip, Diptyan gak mimik ibu dulu ya? Soalnya mimik ibu sakit, luka." Diptyan yang udah bisa ngomong pun, bilang "Liat...liat mimik ibu". Kuperlihatkanlah dia sambil menunjukkan bagian yang sakit (dan ini beneran sakit, ada lukanya di puting). Lalu Diptyan bilang lagi, "ini sakit. yang ini juga," sambil menunjuk. Ku terusin lagi obrolannya, "Iya, ini luka karena kena gigi Diptyan, Diptyan kan sudah besar, sudah punya gigi banyak, kalau anak sudah besar itu, mimiknya susu botol atau mimik putih, enggak mimik ibu lagi." Kuteruskan lagi soundingnya dengan "Diptyan masih boleh kok bobok sama ibu, nanti ibu peluk atau ibu puk-puk biar Diptyan bisa bobok nyenyak." Dan violaa....Diptyan langsung minta dibikinin susu. Minum susu sebentar, lalu bobok sambil minta di puk puk. Beberapa hari ini, dia minta di puk puk sama dinyanyiin sholawatan. Karena sudah ngantuk berat, tak lama ku puk puk dan kunyanyin, Diptyan sudah terlelap. Bayangan awalku sebenarnya gak seperti ini, bayanganku adalah Diptyan menjalani aktivitas pra tidur sampai tidur sama bapaknya. Tapi ternyata gak berhasil.  Oh ya, kalau siang hari pas hari libur, Diptyan sudah gak minta nenen lagi. Mungkin ini terbawa kebiasaan di daycare..kebiasaan gak sama ibuk kalau siang, jadi lebih gampang dialihkannya.

Namun, ternyata masih ada tantangan selanjutnya, moms..Di awal-awal, Diptyan masih sering terbangun tengah malam, nangis-nangis tapi tidak minta nenen. Sepertinya dia sedang berusaha untuk mencari kenyamanan agar bisa tidur lagi. Awal-awal aku masih menyerah dan ngasih dia nenen, tapi perlahan aku komitmen sama diriku sendiri, kalau dia gak minta, aku gak akan ngasih. Efeknya ya dia akan menangis. Kubiarkan dulu dia nangis, sambil sesekali aku tanyakan apa maunya dan sesekali pula kutawarkan gendong. Bagian ini membutuhkan lebih banyak kesabaran ya, moms. Dan tentu saja ini bagian ibunya karena bapaknya gak tegaan lihat anak nangis hahaha.. Setelah kurang lebih 15 menit nangis, aku menawarkan untuk gendong, biasanya dia mau. Kugendong lalu kuajak dia ke dapur (dapurku semi outdoor yaa..jadi mungin dia silir, nyaman, lalu diem). Setelah Diptyan diam, bapaknya ambil alih ngajak dia mainan sesuatu atau ngajak dia ngobrol sampai dia terlihat mulai ngantuk lagi. Ketika udah terlihat ngantuk lagi, bapaknya ngajak ke dalam lagi, ngajak bobok lagi. Biasanya Diptyan akan bilang, "bobok sama ibu, di puk-puk." Okee.. Oh ya, kadang-kadang kutawarin dia minum susu atau putih dulu sebelum bobok lagi. 

Malam tadi, kami mencoba menerapkan sleep training baru yaitu, Diptyan tidur sendiri di kamar, dan kami tidur di kamar satunya. Sebenarnya, kami sudah lama menerapkan ini tapi belum seratus persen karena kami masih tidur di depan pintu kamarnya. Malam tadi, kami mencoba untuk meninggalkan dia tidur di kamar sendiri. Lagi-lagi bapaknya gak tega. Aku bilang, "Gak papa, kan gak jauh juga kamarnya (pintunya berhadapan dan gak ditutup) jadi masih bisa dengar kalau Diptyan bangun." "Kita udah komitmen kan dulu kalau udah dua tahun, Diptyan punya kamar sendiri." kuingatkan lagi komitmen kami. Bapaknya manut. Dan..malam itu dilalui dengan mulus. Diptyan kebangun sekali minta minta mimik putih, abis itu dia tidur lagi. Oh ya, sebelum tidur, aku sedia dua botol di dekat tempat tidur Diptyan. Satu berisi susu, satunya berisi air putih. Ya meskipun susunya harus bikin lagi setelah 2 jam, yang penting sudah siap sedia kalau sewaktu-waktu Diptyan minta. Diptyan bangun lagi subuh, karena masih ngantuk, dia minta nenen. Kukasih sampai dia tertidur lagi dan bangun jam 06.00. Sleep training yang kuterapkan ini, namanya sleep training graduated extinction. Sleep training ini prosesnya, kita menemani anak di kamarnya sampai tidur lalu ditinggal. Kalau anak bangun lagi, kita baru menengoknya. 

Oh ya, Diptyan sudah kuterapkan jam tidur malam sejak lahir. Sebelum sapih, Diptyan sudah harus masuk kamar setelah Magrib. Biasanya jam 7 dia sudah tidur. Sejak disapih, aku menetapkan aturan baru, jam setengah 8 harus sudah masuk kamar karena targetnya jam 8 sudah harus tidur. Dengan begitu, jam tidurnya Diptyan tercukupi dan tentu saja dapat hormon pertumbuhan yang keluar sekitar jam 11.00-01.00 malam. Hormon pertumbuhan ini akan didapat ketika anak tidur saat fase deep sleep.

Segini dulu cerita proses sapih bagian sekian. Akan terus diupdate, sampai Diptyan sudah seratus persen lepas nenen. Terima kasih Bapak e Diptyan dan Diptyan karena sudah mau berproses sampai sejauh ini. Jangan lelah ya. Love you..💗



Komentar

Postingan Populer