Tentang Rumpian Para Ibu Muda
Baca curhatan para ibu,
bikin ngakak sendiri. Dari masalah kehamilan, anak, hubungan suami- istri,
sampai pada masalah pembantu. Hm...ribet banget yak! Mungkin gitu juga kalau
aku sudah jadi ibu.
Jadi, begini ceritanya.
Aku gabung di grup WA yang berisi teman-teman kos waktu di Karangmalang, UNY
dulu. Ya, mereka seumuran denganku, tetapi sudah menikah dan punya anak (ini
aku yang ketuaan atau mereka yang kemudaan nikah ya? Aku harap sih yang
terakhir :-D). Grup itu digawangi oleh Diana Lestari, dulu kamarnya terletak di
depan kamarku. Aku masuk grup juga diundang oleh dia. Dan ternyata grupnya udah
lama berjalan. Nah, kalau yang ini
kayaknya aku yang telat punya WA. Setelah aku masuk, ternyata isinya hanya
rumpian ibu ibu. Hadeeeh...mana kutahu kalau isinya seperti itu. Aku jadi
merasa tersesat telah bergabung dengan grup ini. Efeknya adalah aku jarang
muncul dan hanya menjadi pembaca karena aku sama sekali tidak tahu harus
berkomentar apa.
Keuntungannya sih, aku
jadi tahu bagaimana kehidupan setelah berumah tangga, menjadi ibu hamil,
mengasuh anak, sampai pada bagaimana harus bersikap dengan pembantu. Hal
tersebut dapat dijadikan pelajaran kelak jika aku sudah menikah dan punya anak.
Ah, impian yang masih jauh itu...Ini saja aku masih memulai hidup mandiri.
Masih ingin bersenang-senang dengan semua hal yang kudapat dengan hasil
kerjaku. Santai..jangan terburu-buru lah..masih muda ini :-D.
Ngomong-ngomong masalah
rumah tangga dan hubungan suami-istri, sekarang ini aku sedang menyunting buku “Pendongkrak
Kehamilan”. Jadi pelajaran juga nih, kalau besok susah hamil, tapi
mudah-mudahan enggak. Amiin. Lagipula makanan-makanan yang dianjurkan di buku
ini juga tak hanya berlaku bagi yang susah hamil kok, bagi pasangan yang baru
saja menikah juga cocok. Ah, bekerja di redaksi penerbitan buku memang banyak
bahan buat belajar mengenai hidup dan kehidupan.
Sudahlah ye, cerita
pagi ini. Efek pagi-pagi baca rumpian ibu-ibu ya gini ini..:-D.
Komentar
Posting Komentar