Perihal Nikah Siri


Siang tadi, aku mendapat berita yang benar benar mengejutkan. Berita yang membuatku senang sekaligus kecewa berbarengan. Berita yang dibawa oleh saudara sendiri. Hal yang selalu kutakuti dan kuhindari, terjadi padanya. Ia mengabarkan bahwa hari minggu lalu resmi dilamar calon suaminya. Tidak hanya dilamar, tapi mereka langsung menikah. Siri. Hah! Saat kuterima kabar itu, aku berdiri di kampus. Aku tak tahu bagaimana mengekspresikan rasaku ini kepada teman di sampingku. Senang tetapi juga kecewa. Ah, entah bagaimana rupaku saat itu. Pun temanku yang juga tidak setuju dengan keputusan keluarga saudaraku itu.

Secara agama, mereka sudah sah sebagai suami istri. Berhak melakukan apa saja karena telah halal. Tapi kita tidak hidup di suatu lingkaran kecil yang hanya mempunyai satu dasar untuk melegalkan pernikahan. Kita hidup di lingkaran besar di mana suatu pernikahan di sahkan oleh dua dasar, agama dan hukum.  Kita tidak hanya dilindungi oleh salah satu dari mereka tetapi keduanya. Yah, dia mengaku padaku alasannya untuk menikah siri adalah ketiadaan dana untuk menikah secara resmi dan untuk menghindari pandangan miring warga sekitar karena sering pergi bersama. Sebenarnya lamaran saja pun sudah cukup, menurutku. 

Beberapa kasus nikah siri yang kubaca, justru posisi perempuanlah yang lemah. Dia tidak mendapat perlindungan hukum jika dalam pernikahan siri itu terjadi kekerasan. Perempuan juga tidak akan mendapatkan harta warisan ketika suaminya meninggal. Anak yang lahir dalam pernikahan siri tersebut juga tidak bisa mendapatkan akte resmi karena tidak ada kartu keluarga. Dan takutnya, jika laki-laki yang menikahinya itu, di tengah perjalanan tiba-tiba menemukan perempuan yang lebih baik, maka perempuan yang terlebih dahulu dinikahinya secara siri, akan dicerai atau malah dimadu. Ah, aku kok ngeri membayangkan itu semua.

Semoga, saudaraku itu terhindar dari hal-hal demikian. Semoga ia masih tetap memegang komitmennya untuk tidak menyerahkan kesuciannya sebelum mereka resmi menikah secara hukum. Semoga suaminya termasuk laki-laki yang setia dalam memegang janji dan komitmennya. Dan semoga semua kejadian yang dialaminya, tidak terjadi padaku. Amin.

Komentar

Postingan Populer