Proses Menyapih (Bagian 1)

Tahun baru, resolusi baru. Resolusi terdekat di tahun 2023 adalah menyapih Diptyan. Usia Diptyan 23 bulan, artinya satu bulan lagi usia dia 2 tahun dan usia ini penyapihan dimulai. Dari usia 20 bulan sebenarnya aku sudah mulai pelan-pelan sounding ke dia kalau 4 bulan lagi, nenennya udah mulai dikurangi. Namun, sejak itu, dia seperti mengerti dan jadi makin lengket denganku. Sempat galau karena bunda-bunda di daycare seperti kurang setuju dengan teknik yang kupraktikkan. Mungkin karena berdampak juga pada anak yang jadi sering tantrum waktu di daycare. Ya aku tidak menyalahkan mereka sih, karena mereka juga menangani beberapa anak jadi pikiran dan tenaga mereka terbagi.

Namun, saat H-1 bulan penyapihan ini, aku dan suami bertekad harus mulai pelan-pelan dari sekarang karena proses penyapihan itu tidak bisa instan. Hari pertama ini, kami mengubah pola tidur. Dari yang mulai nenen sebelum dia mengantuk, diganti dengan nenen ketika dia udah ngantuk berat. Lalu pengantar awalnya apa? Aku melibatkan suami dalam hal ini. Aku memberikan kesempatan kepada suami untuk membacakan dongeng di sebelahnya. Setelah dia ngantuk berat dan minta nenen, aku menghampirinya. Hasilnya, nenen berakhir sekitar 5-10 menit karena dia sudah tidur. Goalsnya adalah, dia bisa tertidur sendiri ketika didongengin bapaknya tanpa minta nenen. Doakan berhasil ya gengs...🙏

Mengapa kami susah payah melakukan hal tersebut? Alasannya, karena kami tidak mau dia tertidur dengan posisi masih menggenggam dan mengenyot botol berisi susu. Menurut kami, itu tidak baik baginya dan bagi kesehatannya. Menyapih botol sepertinya lebih susah. Kami ingin dia mengerti kalau ada sesuatu yang lain yang dapat membuatnya tertidur dengan nyaman selain nenen dan botol susu. Kalau dia ingin minum susu sebelum tidur, ya boleh, tapi minumlah di gelas atau boleh di botol tapi sambil duduk dan minumnya di luar kamar.

Bismillah...aku ikhlas memulai proses penyapihan ini dengan bahagia. Yuk, kita berproses bersama 😊

Komentar

Postingan Populer